Assalamu’alaikum wr. wb.
Kali ini kita akan membahas tentang Ilmuwan di bidang astronomi yang tak kalah hebat dengan Ibnu Haytham dan Khalid bin Yazid, Ilmuwan ini adalah Jabir bin Aflah.
Para Ilmuwan Barat memanggilnya dengan nama Geber sedangkan nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Jabir Ibn Aflah al-Ishbili.
Beliau merupakan astronom yang lahir di Seville, Spanyol dan meninggal pada tahun 1150 Masehi. Di Eropa, dialah astronom muslim pertama yang membangun observatorium yang terletak di kota kelahirannya. Adapun karya astronomi yang ia wariskan dan masih dapat dijumpai sampai saat ini adalah Kitab al-Hay’a (The book of Astronomy). Salinan buku ini masih dapat dijumpai di Berlin dengan judul Islab al-Majisti (Correction of Almagest). Almagest sendiri adalah sebuah buku besar tentang astronomi yang disusun oleh Caludius Ptolomeus yang di terbitkan di Alexandria pada tahun 140 SM.
Kitab kuno ini berisi pengetahuan tentang astronomi kuna dan menguraikan pandangannya tentang teori sistem tata surya geosentris (bumi segbagai pusat tata surya). Dalam bukunya, Jabir dengan tajam mengkritik beberapa pandangan dan gagasan Ptolemeus terutama ketika ia menegaskan bahwa planet-planet yang lebih dekat yakni Merkurius dan Venus, tidak mempunyai *paralaks yang tampak (dapat dilihat), meski Jabir sendiri memberikan paralak 3o untuk matahari.
Jabir mempunyai gagasan bahwa planet-planet ini lebih dekat dengan bumi daripada dengan matahari. Kitab karangan itu sendiri merupakan catatan berharga dan bernilai tinggi sebagai pengantar untuk mempelajari astronomi. Selain itu, kitab ini juga berisi satu bab khusus mengenai trigonometri. Tulisan-tulisan Jabir telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard dari Cremona yang kemudian diterbitkan oleh Fetrus Apianus pada tahun 1534 M di Nuremburg, Jerman.
Jabir bin Aflah juga merupakan orang yang menciptakan bola armillary (semacam bola dunia yang menggambarkan posisi garis ekuator dan garis balik matahari) untuk mengukur kedudukan benda-benda langit. Ia juga mengarang sebuah kitaba yang menunjukkan kesalahan sistem Ptolomeus dan koreksi-koreksi untuk memperbaikinya. Dengan berbagai karya dan gagasan besarnya ini, tidak mengherankan bila nama Jabir bin Aflah begitu berkibar dalam bidang astronomi pada masanya. Karya-karyanya telah memberikan pengaruh yang positif bagi perkembangan studi astronomi di era-era berikutnya.
Karya-karya Jabir bin Aflah :
Lucunya adalah nama “Geber” dari Jabir bin Aflah ini sering dikacaukan dengan tokoh muslim lain yang bernama Jabir Ibnu Hayyan, seorang ahli kimia dari abad ke-8 M, sedangkan Jabir bin Aflah merupakan seorang astronom pada abad pertengahan.
Alhamdulillah, 1lagi ilmuwan hebat telah terbahas, tidak lupa mudah-mudahan posting ini menjadi referensi kita untuk selalu menuntut ilmu, dan mencari kebenaran atas ilmu-ilmu sebelumnya.
Mohon maaf apabila posting ini kurang memuaskan jadi anda harus mencari sumber-sumber lain dari Ilmuwan hebat ini.
*nb :
paralaks : perubahan kedudukan suatu benda karena perpindahan tempat pengamat dalam mengamati benda tersebut.
paralaks : perubahan kedudukan suatu benda karena perpindahan tempat pengamat dalam mengamati benda tersebut.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Sumber : Wahyu.2010. 99 Ilmuwan Muslim Perintis Sains Modern. Jogjakarta : DIVA Press
Referensi lain : portal.unesco.org
No comments:
Post a Comment